Speechless Waktu Baca Email Ini

10 hari banyak cerita saat aku menjadi nyonya Indraguna

Tulisan ini aku awali dengan beberapa butir air mata. Air mata kebahagiaan?? Berharap ini adalah air mata kebahagiaan, tapi ternyata bukan. Ini adalah air mata kesedihan, kesedihan yang teramat dalam.........

Aku mencintai seseorang, seseorang yang juga mencintaiku. Yaitu kamu, Agung Indraguna. Pasti banyak yang bertanya-tanya, bukankah seharusnya aku bahagia? Mengapa demikian?  Iya, memang seharusnya aku bahagia karena cinta ini tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi cerita ini tidak berpihak pada kita. Aku sudah menjadi milik orang lain.

Kenapa ini bisa terjadi? Entahlah, yang jelas, sebelum aku dan kamu berteman, sebelum kita saling mengenal, aku sudah merasakan keganjalan dihati ini, aku ingin mengenal kamu. Itu yang aku rasakan. Lama penantian itu, kamu datang disaat aku sudah tak sendiri lagi, kamu datang dengan senyuman serta sambutan tangan yang lembut. Yah, akhirnya penantian itu sampai juga. Walaupun tidak seperti yang aku harapkan.

Tapi aku senang, aku senang bisa mengenalmu. Tiap waktu aku menunggumu untuk menyapaku, dan tahu apa yang aku rasakan saat kamu mulai memanggil namaku, bahagia!! Aku bahagia!!

Yah, setidaknya aku merasakan itu, dan semakin kita saling mengenal, semakin aku tak ingin jauh darimu. Aku cemburu melihatmu dan  mendengarmu dengan yang lain. Sampai kamu minta aku untuk jadi pacar kamu, tak ada niat untuk berkata TIDAK.

Aku mengerti, awalnya ini hanya sebuah lelucon, ini hanyalah ajang percobaan. Tapi kita terjerumus pada perasaan yang semakin larut. Larut dalam indahnya jalinan asmara.

Kamu dan aku inginkan kebahagiaan, kamu dan aku hanya ingin merasakan kasih sayang yang tiada batas, tapi kenyataan berkata lain. Kita terjebak dalam pusaran masalah yang sangat mengancam kebersamaan ini. Belum lama aku merasakan indahnya hidup bersama kamu, tapi aku senang, setidaknya aku pernah merasakan cerita indah ini.

Aku senang bisa menjadi nyonya Indraguna, tapi aku sedih, sedih yang teramat karena aku tidak bisa mengatakan kepada semua orang bahwa aku benar-benar menjadi nyonya Indraguna. Ini semua karena cinta kita terlarang. Dan aku hidup dalam sebuah tekanan. Seharusnya aku bisa mengakhiri semua, dan bisa memilih diantara dua pilihan. Tapi aku benar-benar merasa tidak sanggup, karena aku tak biasa hidup dalam sebuah tekanan.

Wahai dunia AKU TERTEKAN
Wahai dunia AKU HANYA INGINKAN CINTA
Wahai dunia AKU INGIN KAMU
Wahai dunia AKU PATAH HATI

Terlepas dari itu semua, aku masih memilikimu, aku makin mencintaimu. Dengan segala keterbatasan yang ada. Tapi ku yakin, ini memang sebuah cerita yang memang harus dijalani. Aku yakin, beginilah cara kita bahagia, dengan segala ketidakwajaran, tapi yakinlah, bahwa inilah kelebihan cinta kita. Aku hanya mencoba untuk mempertahankanmu, mempertahankan cinta ini.

Aku percaya kamu, sampai mungkin takdir ini akan berubah. Aku selalu menata hati, jikalau suatu saat aku harus menyudahi cerita ini. Sakit, tapi setidaknya aku masih bisa memiliki hatimu sekarang. Aku mencoba untuk merasakan getaran itu selagi kamu masih mau menerima. Aku mencoba untuk mencuri pandang selagi aku mampu untuk melihatmu. Tapi aku tak melihat senyum yang dulu kamu berikan padaku. Aku mulai merasakannya, aku mulai kehilangan tawa bahagia dari mulut manismu.

Maafkan aku yang tidak bisa berbuat apapun. Aku sangat mencintai kamu. Terima kasih atas semua pengorbanan terbesar yang telah kamu berikan kepadaku. Bicaralah kalau kamu sudah benar-benar tak mampu.

Aya, aku cinta aya.....Tyas sangat mencintai Agung Indraguna. Dan ijinkan aku untuk selalu menjadi nyonya Indraguna.

Tyas Indraguna